Murad dinobatkan menjadi penguasa ketiga Ottoman menggantikan ayahnya yang wafat pada tahun 1362 M. Tokoh kelahiran tahun 1326 M ini dikenal sebagai sosok yang jenius, piawai meracik taktik, sekaligus seorang pemimpin yang konsisten menyebarkan dakwah Islam di wilayah-wilayah taklukan kerajaannya. Ayahnya bernama Orhan Ghazi bin Osman Ghazi, dan ibunya bernama Nilufer Hatun, putri Pangeran Yarhisar, yang merupakan keturunan etnis Yunani.

Murad membuktikan dirinya sebagai penguasa yang mumpuni. Dia mampu memperluas wilayahnya di Anatolia dan Eropa pada saat yang sama. Di Eropa, tentara Ottoman menyerang wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur). Pada tahun 1365, dia mampu menguasai Hadrianopolis, sebuah kota yang sangat stategis di Balkan dan dianggap sebagai kota kedua di Kekaisaran Romawi Bizantium. Murad I kemudian menjadikan kota ini sebagai ibukota pemerintahannya, menggantikan Bursa, dan mengubah nama ibukota baru tersebut dengan nama Edirne. Pemindahan ini secara resmi menggeser pusat kekuasaan Ottoman ke daratan Eropa.

Di tempat baru tersebut, Murad I menghimpun semua elemen yang akan menjadi cikal-bakal negara lengkap dengan prinsip-prinsip dasar sebuah pemerintahan. Terbentuklah serikat-serikat pegawai, divisi-divisi pasukan tempur, lembaga-lembaga yang terdiri dari praktisi hukum dan pemuka agama. Juga dilengkapi dengan lembaga kehakiman, madrasah, dan akademi-akademi militer untuk membangun paramiliter. Murad juga membentuk sistem pemeirintahan provinsi dengan membentuk provinsi Anadolu (Anatolia) dan Rumeli (Eropa). Selain menggunakan cara militer dalam rangka Futuhat, Murat I juga menggunakan cara-cara diplomasi, termasuk dengan ikatan perkawinan .

Namun, manuver Ottoman ternyata membuat negara-negara Balkan resah. Keresahan itu memuncak ketika pasukan Ottoman bergerak menuju Makedonia. Maka untuk menghadapinya negara-negara Balkan membentuk persekutuan Salib Balkan yang diberkahi oleh Paus Urbanus V (1362-1370 M). Persekutuan ini terdiri dari tentara Serbia, Bulgaria, Hongaria, dan Wallachia dan dipimpin oleh Raja Vukasin (1365-1371 M) dari Serbia. Semua negara sekutu ini mampu menghimpun pasukan sebanyak 60.000 untuk menghadang pasukan Ottoman yang dikomandani oleh berleybey Rumelia, Lala Şahin Pasya yang pasukannya lebih sedikit dari jumlah pasukan koalisi ini. Mereka disambut di sebuah tempat bernama Chernomen (kini Ormenio, Yunani), sebuah tempat dekat sungai Maritsa. Karena tidak ada jumlah musuh signifikan, Raja Serbia itu tidak mengutus pengintai di jalur yang akan ia lewati, dan kemahnya tidak terjaga dengan ketat.

Sementara pihak Ottoman, karena jumlahnya lebih sedikit, menggunakan taktik sebisa mungkin menghindari pertempuran terbuka dan baru melancarkan serangan pada malam harinya ke perkemahan tempat pasukan musuh berkemah. Maka sejumlah pasukan kecil Utsmani, sekitar 1.000 prajurit berkuda (wikipedia menyebutkan : 800 prajurit), menyerang kemah pasukan koalisi pada malam hari. Ribuan prajurit Serbia tewas saat tidur dan lebih banyak lagi tenggelam di Sungai Maritsa saat situasi kacau itu. Raja Vukašin Mrnjavčević dan saudaranya, Jovan Uglješa Mrnjavčević, melarikan diri, namun keduanya tenggelam di dasar Sungai Maritsa. Sedangkan Raja Hungaria berhasil menyelamatkan diri. Karena terjadi disekitar Sungai Maritsa maka, pertempuran yang terjadi pada tanggal 27 September 1371 ini kemudian dikenal dengan nama Pertempuran Maritsa.

Adapun Murad sendiri saat itu sedang sibuk berperang di Anatolia dan mengambil alih kepemimpinan beberapa kota. Setelah itu dia kembali ke ibukota untuk mengatur kembali wilayah-wilayah yang ditaklukkan.

Setelah pertempuran Maritsa, provinsi-provinsi Serbia selatan menjadi vassal Ottoman. Empat bulan kemudian, Kaisar Serbia, Stefan Uroš V(1355-1371 M) meninggal tanpa anak. Para bangsawan dinegeri itu tidak sepakat tentang siapa ahli waris Kaisar yang sah untuk menduduki tahta kekaisaran. Negeri itu pun diperintah oleh penguasa provinsi semi independen yang sering berselisih satu sama lain. Dengan demikian secara resmi Kekaisaran Serbia (1346-1371 M) runtuh.

Sumber :
Wikipedia
Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Usmaniyah